Pada tanggal 15 Agustus 2025, Son Heung-min, penyerang Korea Selatan resmi bergabung dengan Los Angeles Football Club (LAFC) dalam liganya, Major League Soccer (MLS), setelah menamatkan kariernya di Tottenham Hotspur. Transfer senilai sekitar US$26 juta menjadikannya pemain termahal dalam sejarah MLS, dan hanya terbelakang oleh Lionel Messi dalam penjualan jersey musim 2025.
Keputusan Son pindah ke Amerika tak datang begitu saja. Setelah sepuluh musim berkilau di Tottenham, termasuk gelar Europa League pada 2023, ia mengumumkan niatnya beralih ke MLS pada akhir Juli 2025. Menurut laporan SunSport yang dikutip Bola.com, kontrak baru mencakup klausul “Beckham” yang memungkinkan ia dipinjamkan ke klub Eropa selama jeda musim MLS, mirip dengan David Beckham dan Thierry Henry sebelumnya.
Son menegaskan dalam konferensi pers bahwa faktor utama pilihannya adalah komunitas Korea yang besar di Los Angeles, khususnya Koreatown. "Sebagai orang Korea, saya bangga bermain di kota dengan komunitas Korea yang kuat," ujarnya, sambil menambahkan bahwa ia berkonsultasi dengan mantan rekan satu tim, Hugo Lloris (kiper LAFC), Gareth Bale, dan Kim Moon-hwan sebelum menandatangani kontrak.
Dalam sembilan penampilan pertama, Son sudah menggocek delapan gol dan tiga assist. Statistik itu tidak hanya menempatkan LAFC di puncak klasemen, tetapi juga mengubah dinamika serangan tim yang sebelumnya mengandalkan wing play tradisional. Di BMO Stadium, Son mencetak gol kemenangan melawan Seattle Sounders pada pertandingan keempat, yang kemudian diikuti oleh dua gol beruntun melawan Austin FC.
Para analis menggolongkan kontraknya sebagai "game‑changing contract" untuk MLS 2025. Data MLS menunjukkan peningkatan kehadiran penonton sebesar 16,3% di laga LAFC sejak kedatangan Son, terutama di pertandingan yang disiarkan secara langsung di wilayah dengan populasi Asia yang signifikan (San Jose, Houston, dan Dallas).
Dalam 72 jam setelah pengumuman resmi, jersey Son menjadi barang terlaris di Fanatics Network, platform e‑commerce olahraga terbesar di Amerika Utara. Penjualan jersey Son menembus rekor baru bagi LAFC, melampaui penjualan jersey mantan bintang klub, Carlos Vela.
Video konferensi pers Son ditonton lebih dari 200.000 kali di YouTube, sementara video Messi mencatat 337.000 view pada periode yang sama. Angka‑angka ini menegaskan daya tarik pasar Asia‑Amerika terhadap bintang sepak bola Korea.
Komunitas Korea di Los Angeles menyambut Son dengan parade kecil di sekitar Koreatown. Toko-toko pakaian lokal melaporkan lonjakan penjualan kaos dan topi bergambar Son hingga 28% dalam seminggu pertama.
Selain itu, para pendukung LAFC yang dikenal dengan sebutan "The 325“ (kode area Los Angeles) mengorganisir aksi yang menampilkan seruan "Son! Son!" selama pertandingan melawan LA Galaxy, menciptakan atmosfer yang mirip dengan Derby London. Penonton yang sebelumnya berjumlah rata‑rata 22.000 kini mencapai hampir 25.700 di beberapa laga terakhir.
Klausul pinjaman yang dimasukkan ke dalam kontrak membuka pintu bagi Son untuk kembali ke Eropa selama jeda musim MLS. Jurnalis sepak bola Italia, Carlo Pellegatti, menyiapkan spekulasi bahwa AC Milan bisa menjadi tujuan sementara, mengingat kebutuhan klub itu akan penyerang cepat dan Son pernah melawan mereka di Liga Champions.
Sementara itu, Tottenham Hotspur masih mengawasi perkembangan pemain bekas mereka. Jika Son kembali ke Premier League selama dua hingga tiga bulan, ia dapat menjadi opsi liburan bagi klub-klub yang hampir terhenti akibat cedera penyerang utama.
World Cup 2026 yang akan digelar di Amerika Utara menambah dimensi lain. Son, yang kini berusia 33 tahun, diperkirakan akan mengakhiri karier internasionalnya di turnamen berikutnya. Performanya di MLS menjadi sorotan utama bagi pelatih Timnas Korea Selatan, Paulo Bento, yang menyatakan bahwa kebugaran Son tetap prima meski bermain di luar Eropa.
Secara keseluruhan, kedatangan Son Heung-min tidak hanya mengubah statistik on‑field LAFC tetapi juga menimbulkan efek berganda pada ekonomi klub, eksposur media, serta interaksi budaya antara komunitas Asia dan Amerika. Jika klausul pinjaman itu terpakai, MLS mungkin akan melihat tren serupa di masa depan, membuka jalur baru bagi pemain bintang dunia untuk bermain di Amerika tanpa meninggalkan peluang kembali ke Eropa.
Sejak Son bergabung, rata‑rata kehadiran meningkat 16,3%, dengan beberapa laga mendekati kapasitas penuh BMO Stadium (sekitar 25.700 penonton). Peningkatan ini terutama terlihat pada pertandingan melawan tim dengan basis pendukung Asia yang besar.
Jersey Son menempati posisi kedua secara nasional, hanya kalah dari jersey Lionel Messi. Penjualannya naik 41% dibandingkan periode pra‑musim dan menjadi rekor penjualan bagi LAFC.
Ya. Klausul pinjaman dalam kontraknya memungkinkan dia dipinjamkan ke klub Eropa selama 2‑3 bulan jeda MLS. Spekulasi terbaru menyebut AC Milan sebagai calon utama.
Komunitas Korea menyambutnya dengan parade kecil, penjualan merchandise naik 28%, dan sorakan "Son! Son!" yang menghidupkan suasana pertandingan. Kehadiran Son juga memperkuat identitas budaya di Koreatown.
Kontrak dengan klausul pinjaman membuka kemungkinan pemain bintang lain untuk bergabung dengan MLS tanpa menutup pintu kembali ke Eropa. Ini dapat meningkatkan daya tarik liga secara global dan menambah pendapatan komersial.
नमस्ते, मेरा नाम आकाश बटनागर है। मैं मीडिया और समाचार उद्योग में एक विशेषज्ञ हूं। मेरा शौक है भारतीय समाचार और भारतीय जीवन के बारे में लेख लिखना। मैं भारत की विविधता और संस्कृति के बारे में लोगों को जागरूक करने की कोशिश करता हूं। मेरे लेखों का उद्देश्य है सच्चाई और गहराई से समाज को दर्शाना।
इनके सभी पोस्ट देखें: आकाश बटनागर