Di tengah gemuruh penonton di Sharjah Cricket Stadium, West Indies mengejutkan dunia kriket dengan kemenangan telak 10 wicket atas Nepal pada pertandingan ketiga dan terakhir Unity Cup 2025Sharjah pada 30 September 2025. Ini mengakhiri mimpi Nepal menjadi tim pertama yang menyapu bersih seri T20I melawan negara anggota penuh ICC — sebuah pencapaian yang sebelumnya tak pernah terjadi dalam sejarah kriket Nepal. Meski sudah menang dua pertandingan berturut-turut, Nepal justru runtuh di babak penentuan, dipermalukan oleh serangan mematikan dari bowling West Indies yang tak terbendung.
Nepal datang ke pertandingan terakhir dengan percaya diri tinggi. Dua hari sebelumnya, mereka menang 90 lari atas West Indies setelah membatasi lawan hanya pada 83 lari dalam 17,1 overs. Sehari sebelumnya, mereka menang 19 lari dengan skor 148/8 melawan 129/9. Itu adalah kemenangan pertama mereka dalam seri T20I melawan tim full-member. Media seperti Chandan Commentary menyebutnya sebagai "momen sejarah" — dan banyak yang percaya Nepal bisa menjadi tim pertama dari asosiasi non-full-member yang menang 3-0 melawan juara dunia T20 dua kali.
Tapi di pertandingan terakhir, semua berubah. Saat toss, kapten West Indies Jason Holder memilih untuk membiarkan Nepal memukul duluan. "Kami ingin menyelesaikan seri ini dengan bangga, lalu bersiap untuk kualifikasi," katanya. Nepal, yang membuat tiga perubahan — menurunkan Dependra, Aif, dan Lalit — gagal mempertahankan momentum. Mereka hanya mampu mencetak 122 lari dalam 19,5 overs, dengan kekalahan cepat di tiap sisi.
Kunci kemenangan West Indies ada pada Ramon Simmonds. Bowler muda ini menggulung lini tengah Nepal dengan 4 wicket hanya dalam 3 overs, dengan angka 15 lari tanpa kebobolan. Ini adalah bowling terbaik dalam sejarah pertandingan T20I antara Nepal dan West Indies. Sementara itu, Akeal Hosein (1 wicket/26 lari) dan Jediah Blades (1 wicket/16 lari) turut membantu mempercepat kejatuhan Nepal. Tidak ada pemain Nepal yang mencetak lebih dari 20 lari — dan hanya dua pemain yang bertahan lebih dari 10 bola.
West Indies tidak hanya menang — mereka menang dengan cara yang nyaris tak terduga. Dalam 12,2 overs, mereka mencapai 123/0 tanpa kehilangan satu pun wicket. Kyle Mayers (60* dari 39 bola) dan Nicholas Pooran (62* dari 41 bola) bermain seperti mesin. Tidak ada tekanan. Tidak ada kesalahan. Hanya pukulan yang presisi dan kecepatan yang menakutkan. Ini adalah chasing tercepat dalam sejarah T20I West Indies melawan tim non-full-member. Bahkan para komentator di Styx Sports dan FanCode terdiam beberapa detik sebelum akhirnya bersorak: "Ini bukan kekalahan. Ini adalah pembalikan sejarah."
Walau gagal menyapu bersih, kemenangan dua dari tiga pertandingan tetap menjadi lompatan besar bagi kriket Nepal. Ini adalah pertama kalinya mereka mengalahkan tim full-member dalam seri T20I. Sebelumnya, Nepal hanya pernah menang satu pertandingan tunggal melawan tim seperti Sri Lanka atau Afghanistan — tapi tidak pernah dalam seri penuh. Kini, mereka punya bukti nyata bahwa mereka bisa bersaing. Pelatih kepala Nepal, yang tidak disebutkan namanya dalam laporan, mengatakan kepada media lokal: "Kami tidak menang karena kami menang, tapi karena kami belajar. Ini adalah fondasi untuk masa depan."
Pertandingan ini disiarkan secara global melalui Sony Sports Live, West Indies YouTube Channel, dan platform streaming India, FanCode, yang memiliki lebih dari 30 juta pengguna. Chandan Commentary dan Routine of Nepal Banda — saluran YouTube dengan 390.000 subscriber — menjadi sumber utama bagi penonton Asia Selatan. Komentar oleh Rowan, Andrew Leonard, dan Rohit Pardell memberi nuansa analitis yang mendalam, sementara Lenny membawakan sesi toss dengan gaya santai yang menyentuh hati para penggemar Nepal.
West Indies kini bersiap menghadapi kualifikasi ICC T20 World Cup 2026, dan kemenangan ini memberi mereka kepercayaan diri yang hilang setelah performa buruk di seri sebelumnya. Sementara Nepal, meski kalah, mendapat undangan resmi dari ICC untuk mengikuti turnamen ICC Men’s T20 World Cup Qualifier 2026 di Afrika Selatan. Mereka juga diprediksi akan mendapat dana pengembangan lebih besar dari ICC karena "kemajuan luar biasa" dalam dua tahun terakhir.
Sebelum 2025, Nepal belum pernah menang dalam seri T20I melawan tim full-member. Mereka pernah menang 1-0 dalam seri ODI melawan Zimbabwe pada 2018, tapi itu hanya satu pertandingan. Dalam T20I, mereka kalah 3-0 dari Bangladesh pada 2021, dan 2-1 dari Scotland pada 2023. Kemenangan 2-1 atas West Indies bukan hanya kemenangan — ini adalah simbol peralihan: dari tim yang dianggap "underdog" menjadi tim yang bisa membuat kejutan nyata.
Nepal mengalami kegagalan strategis: tiga pemain utama — Dependra, Aif, dan Lalit — dihapus dari lineup tanpa pengganti yang cukup kuat. Bowling mereka kehilangan kecepatan dan variasi, sementara West Indies memanfaatkan pitch Sharjah yang datar dengan sangat baik. Pukulan mereka terlalu konservatif di awal, dan tidak ada pemain yang mampu membangun inning panjang. Ini adalah kegagalan mental, bukan teknis.
Ramon Simmonds adalah pahlawan tak terduga dengan 4 wicket dalam 3 overs, memecah lini tengah Nepal. Tapi di lapangan, Kyle Mayers dan Nicholas Pooran yang menjadi penentu — keduanya mencatatkan double century dalam satu innings tanpa kehilangan wicket. Ini adalah chasing tercepat dalam sejarah mereka melawan tim non-full-member, dan menunjukkan kedalaman batting West Indies yang sebelumnya diabaikan.
Ya. Meski kalah, Nepal kini dianggap sebagai tim yang bisa mengejutkan. ICC memasukkan mereka dalam daftar prioritas pengembangan, dan mereka diundang ke kualifikasi T20 World Cup 2026. Ini adalah langkah besar dari "tim yang sering kalah" menjadi "tim yang bisa menang jika bermain baik" — sebuah perubahan budaya yang lebih penting daripada sekadar angka 2-1.
Jason Holder tahu bahwa pitch Sharjah menjadi lebih sulit di malam hari, tapi ia juga tahu bahwa bowling Nepal lemah terhadap pace. Dengan memilih bowling duluan, ia memaksa Nepal menghadapi tekanan awal, dan membiarkan timnya menyerang di akhir dengan kecepatan penuh. Ini adalah keputusan berisiko — tapi berbuah manis karena dua pemukul utama mereka tidak pernah kena wicket.
Tidak, tapi ini yang paling dominan dalam sejarah pertemuan mereka. Mereka pernah menang 10 wicket atas Papua Nugini pada 2021, tapi itu di bawah kondisi cuaca ekstrem. Di Sharjah, dengan kondisi normal dan lapangan datar, menang 10 wicket tanpa kehilangan wicket adalah bukti superioritas teknis yang sangat langka — terutama melawan tim yang baru saja menang dua pertandingan berturut-turut.
Nepal perlu mengembangkan pemukul yang bisa bertahan di bawah tekanan, bukan hanya pemukul yang bisa menyerang cepat. Mereka juga perlu membangun sistem pelatihan khusus untuk menghadapi bowling pace cepat di pitch datar — sesuatu yang belum pernah mereka latih secara intens sebelumnya. Kekalahan ini bukan akhir, tapi ujian yang memaksa mereka tumbuh.
नमस्ते, मेरा नाम आकाश बटनागर है। मैं मीडिया और समाचार उद्योग में एक विशेषज्ञ हूं। मेरा शौक है भारतीय समाचार और भारतीय जीवन के बारे में लेख लिखना। मैं भारत की विविधता और संस्कृति के बारे में लोगों को जागरूक करने की कोशिश करता हूं। मेरे लेखों का उद्देश्य है सच्चाई और गहराई से समाज को दर्शाना।
इनके सभी पोस्ट देखें: आकाश बटनागर