Harga Emas Rekor Rp127.471/10g, Silver Turun Rp6.000 Sebelum Dhanteras & Diwali

Harga Emas Rekor Rp127.471/10g, Silver Turun Rp6.000 Sebelum Dhanteras & Diwali

Pada Sabtu, 18 Oktober 2025, harga emas melambung lagi—naik Rp1.500 per gram, sementara harga perak turun sekitar Rp4.000 per kilogram—menyambut musim belanja Dhanteras dan Diwali yang mulai 18 Oktober. Delhi mencatat 24 karat emas mencapai rekor Rp127.471 per 10 gram pada Kamis, 16 Oktober, naik Rp757 dalam 24 jam terakhir, data resmi dari India Bullion and Jewellers Association. Pergerakan cepat ini menimbulkan pertanyaan: apa yang mendorong lonjakan tajam ini, dan mengapa konsumen tetap datang meski harga menyentuh puncak?

Latar Belakang Musim Dhanteras dan Diwali

Dhanteras, yang dirayakan pada 18 Oktober 2025, dan Diwali pada 19 Oktober, merupakan dua hari paling penting dalam kalender Hindu untuk membeli logam mulia. Tradisi menganggap emas dan perak sebagai simbol kemakmuran, sehingga permintaan biasanya melambung tinggi beberapa hari sebelum festival.

Menurut Anshika Pathak, presenter N18 Digital Platform, penjualan perhiasan di kota‑kota besar seperti Mumbai, Chennai, dan Lucknow tidak menunjukkan penurunan meski harga naik.

Pergerakan Harga Emas dan Perak Hari Ini

Data dari pasar bullion Delhi menunjukkan bahwa 22 karat naik menjadi Rp16.763 per 10 gram, sedangkan 18 karat di beberapa daerah tetap di kisaran Rp99.000 per tola (sekitar 11,66 gram). Sementara itu, kota‑kota Patna, Bhopal, dan Jaipur melaporkan harga 18 karat yang lebih rendah, yakni Rp76.500 per tola—setelah koreksi dari laporan awal yang keliru.

Berbeda dengan emas, perak mengalami penurunan sekitar Rp6.000 per kilogram pada 16 Oktober, meski sempat diprediksi berada di rentang Rp132.000‑Rp135.000. Penurunan ini menimbulkan kebingungan, karena faktor permintaan festival biasanya mendongkrak kedua logam sekaligus.

Reaksi Pasar dan Pandangan Pakar

Para analis keuangan mencatat tiga pendorong utama: fluktuasi nilai tukar rupee‑dolar, kenaikan bea impor logam, dan sentimen global terkait kebijakan moneter AS. Seorang ahli ekonomi di Bank of India (tidak disebutkan nama) menegaskan, "Nilai tukar rupee yang melemah menambah beban import logam, otomatis mengangkat harga domestik."

Namun, menurut Anshika Pathak, "Meskipun ada kenaikan tajam, konsumen tidak mundur. Budaya beli emas sebelum Diwali masih kuat, bahkan harga tinggi justru menambah ekspektasi keberuntungan."

Dampak Terhadap Konsumen dan Penjual

Dampak Terhadap Konsumen dan Penjual

Penjual perhiasan di Delhi melaporkan lonjakan pengunjung hingga 20 % dibandingkan minggu biasa. Mereka menyebutkan bahwa pembeli lebih memilih emas 22 karat sebagai alternatif yang lebih terjangkau, sementara segmen kelas atas tetap mengincar 24 karat.

Sementara itu, konsumen berpenghasilan menengah tampak mengatur pembelian—mereka menukar logam lama, memanfaatkan skema cicilan dengan bunga rendah yang ditawarkan toko‑toko besar. “Kalau harga naik, saya tetap beli karena Dhanteras di atas segalanya,” ujar seorang pembeli di Chennai secara anonim.

Prediksi Harga Menjelang Diwali

Berbagai lembaga riset memperkirakan harga emas dapat menembus batas Rp130.000 per 10 gram sebelum Diwali berakhir. Analisis internal India Bullion and Jewellers Association menyebutkan bahwa jika rupee terus melemah, penambahan bea impor bisa mendorong kenaikan hingga Rp135.000.

Namun, ada juga skenario penurunan jika kebijakan Fed AS mengarah pada penurunan suku bunga, yang biasanya menguatkan dolar dan menurunkan harga emas global. Jadi, spekulasi masih terbuka, dan para pedagang menghimbau pembeli untuk “memperhatikan kebijakan moneter internasional sebelum memutuskan besaran pembelian.”

Frequently Asked Questions

Mengapa harga emas naik meski permintaan tidak menurun?

Kenaikan disebabkan oleh kombinasi faktor eksternal seperti nilai tukar rupee yang melemah, bea impor logam naik, dan kebijakan moneter global yang memicu permintaan impor lebih tinggi. Meskipun konsumen tetap membeli, biaya impor yang lebih mahal otomatis menaikkan harga domestik.

Apa perbedaan harga emas 24 karat, 22 karat, dan 18 karat selama Dhanteras?

Pada 16 Oktober 2025, 24 karat mencapai Rp127.471 per 10 gram, 22 karat berada di sekitar Rp16.763 per 10 gram, dan 18 karat bervariasi antara Rp76.500 hingga Rp99.000 per tola tergantung wilayah. Perbedaan ini mencerminkan tingkat kemurnian serta biaya produksi masing‑masing.

Bagaimana penurunan harga perak memengaruhi pasar logam mulia?

Penurunan perak sekitar Rp6.000 per kilogram memberikan ruang bagi pembeli yang mencari alternatif lebih murah. Namun, karena tradisi membeli emas lebih kuat selama Dhanteras, dampaknya terbatas pada segmen investor yang fokus pada diversifikasi portfolio.

Apakah ada prediksi resmi harga emas menjelang Diwali?

India Bullion and Jewellers Association memperkirakan, bila kondisi moneter internasional tetap, harga 24 karat dapat mencapai antara Rp130.000‑Rp135.000 per 10 gram sebelum Diwali berakhir. Skenario ini masih bergantung pada nilai tukar rupee dan kebijakan impor.

Bagaimana konsumen menyesuaikan pembelian mereka dengan harga yang tinggi?

Banyak pembeli beralih ke emas 22 karat atau memanfaatkan program cicilan tanpa bunga. Selain itu, pertukaran perhiasan lama menjadi strategi populer untuk mengurangi beban biaya awal.

द्वारा लिखित आकाश बटनागर

नमस्ते, मेरा नाम आकाश बटनागर है। मैं मीडिया और समाचार उद्योग में एक विशेषज्ञ हूं। मेरा शौक है भारतीय समाचार और भारतीय जीवन के बारे में लेख लिखना। मैं भारत की विविधता और संस्कृति के बारे में लोगों को जागरूक करने की कोशिश करता हूं। मेरे लेखों का उद्देश्य है सच्चाई और गहराई से समाज को दर्शाना।

इनके सभी पोस्ट देखें: आकाश बटनागर